Asal Mula Penetapan Seminggu Menjadi 7 Hari


Agar kehidupannya menjadi teratur, manusia membutuhkan cara untuk menentukan waktu melakukan tugas atau untuk membedakan musim. Berkat semangat observasi itu, manusia menemukan kalender.
Seperti yang kita ketahui, Bulan berputar mengelilingi Bumi kira-kira selama 28 hari. Selama itu pula, Bumi mengalami 4 fase, yaitu bulan baru, bulan sabit, bulan purnama dan bulan sabit lagi. 28 hari dibagi menurut 4 fase ini maka jadilah satu periode yang terdiri dari 7 hari. Kita menyebutnya satu minggu.
Orang Babilonia (sekitar 1.000 tahun sebelum Masehi) adalah yang pertama kali menerapkan pembagian tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, orang Hebron menambahkan simbol agama. Mereka mengutip teks Injil yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan dunia selama enam hari dan beristirahat di hari ketujuh. Hari terakhir ini disebut Sabbath dalam tradsi Yahudi.
Di Roma, pada kekaisaran Augustus, satu minggu yang kita kenal sekarang benar-benar diterapkan. Setiap hari (atau “dies” dalam bahasa Latin) diberi nama dewa yang berbeda. Luna (Senin), Mars (Selasa), Merkurius (Rabu), Jupiter (Kamis), Venus (Jumat), Saturnus (Sabtu), dan Solis (Sunday dalam bahasa Inggris).
Pada tahun 393, penganut agama Kristiani mengubah hari Solis menjadi ‘Domingo’ atau dies Dominicus, atau ‘hari Penguasa’.
Ada juga sejarahnya pada waktu itu, satu-satunya pembagian waktu adalah bulan dan ada terlalu banyak hari dalam satu bulan untuk diberi nama sendiri-sendiri. Tetapi ketika manusia mulai membangun kota-kota, mereka ingin mempunyai hari istimewa untuk berdagang, yakni suatu hari pasar.
Kadang-kadang hari-hari pasar ini ditetapkan setiap hari kesepuluh dan kadang-kadang setiap hari ketujuh atau setiap hari kelima orang-orang Babilonia memutuskan hari pasar harus jatuh pada hari ketujuh. Pada hari ini mereka tidak bekerja, tetapi bertemu untuk berdagang dan mengadakan upacara-upacara keagamaan.
Bangsa Yahudi mengikuti contoh mereka, tetapi mengkhususkan hari ketujuh untuk keperluaan keagamaan. Dengan demikian hari minggu pun muncul. Hari itu adalah hari antara hari-hari pasar. Bangsa Yahudi menberi nama untuk masing-masing hari dari ketujuh hari itu, tetapi sebenarnya itu adalah hitungan setelah hari Sabat (yaitu hari Sabtu). Misalnya, hari Rabu dinamakan hari keempat (empat hari setelah hari Sabtu).
Ketika Bangsa Mesir menggunakan minggu yang terdiri dari tujuh hari mereka menamakan hari-hari itu menurut nama kelima planet, matahari dan bulan. Bangsa Romawi menggunakan nama-nama Mesir untuk hari-hari mereka dalam seminggu: hari Matahari, hari Bulan, hari planet Mars, hari planet Merkurius, hari planet Yupiter, hari planet Venus, dan hari planet Saturnus.
Kita memperoleh nama-nama hari bukan dari Bangsa Romawi tetapi dari Bangsa Anglo-Saxon, yang menamai sebagian besar dari hari-hari menurut nama dewa-dewa mereka, yang kurang lebih sama dengan dewa-dewa Bangsa Romawi, yaitu:
Hari Matahari menjadi ‘Sunnandaeg’, atau Sunday (Minggu).Hari Bulan dinamakan ‘Monandaeg’, atau Monday (Senin).Hari Mars menjadi hari Tiw,yaitu dewa perang mereka. Ini menjadi ‘Tiwesdaeg’, atau Tuesday (Selasa).Bukannya nama Merkurius, nama Dewa Woden diberikan menjadi Wednesday (Rabu).Hari Romawi Yupiter, dewa guntur, menjadi hari guntur Dewa Thor, dan ini menjadi Thursday (Kamis).Hari berikutnya dinamakan Frigg, istri Dewa Odin, dan oleh karena itu kita mempunyai Friday (Jumat).Hari Saturnus menjadi ‘Saeterbsdaeg’, terjemahan dari bahasa Romawi, dan kemudian menjadi Saturday (Sabtu).
Satu hari, biasanya dihitung sebagai jarak antara terbitnya matahari dan terbenamnya matahari. Bangsa Romawi menghitungnya dari tengah malam sampai tengah malam, dan kebanyakan bangsa-bangsa modern menggunakan metode ini.
Sumber : Ilmu Pengetahuan (Penambah Wawasan)

Related Posts:

Hikmah Doa Yang Belum Terkabul



Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu sama Allah. Orangnya sholeh. Ibadahnya baik. Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum. Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga.
Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Shalat masih bolong-bolong. Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang dia doain, semuanya dipenuhi. Orang shaleh ini pun heran.
Akhirnya, dia pun datang ke seorang ustadz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi.
Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan.
Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah si ustadz ke orang ini. Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak bener, suaranya fals, bagaimana?
Orang sholeh tadi menjawab, segera saya kasih pak ustadz, gak nahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula. Kalau pengamennya yang dateng rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka, bagaimana? Wah, kalo gitu, saya dengerin ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela.
Kalau pengamen tadi saya kasih 500, yang ini 10.000 juga berani, ustadz. Pak ustadz pun tersenyum. begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia pengen nahan kamu biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepet dikabulin, apa kamu bakal sedeket ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta. Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket sama Allah. Udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini. Makanya Allah buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah lagi.
Dan yakinlah, kata pak ustadz, kalaupun apa yang kamu minta ternyata gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, nak.
Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa kurang kita di situ.
Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada Allah.
Padahal Allah betul-betul amat menyayanginya. Semoga kisah ini menjadi dapat pelajaran bagi kita semua... Aamiin ya rabb.
Sumber : kisah inspiratif

Related Posts:

Tanda-Tanda Munculnya Dajjal

Danau Tiberias adalah danau air tawar yang terletak di antara bagian bawah Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah dan Dataran timur kota Galilea Palestina. Garis pantainya membentang sepanjang 53 km dengan luas 166 km2. Bagian terdalam dari danau ini mencapai kedalaman 46 M. Danau ini secara geografis terletak di wilayah Palestina dan Suriah, tetapi secara politis saat ini dikuasai oleh penjajah zionis Israel. Danau yang terletak pada posisi 213 di bawah permukaan laut ini terhitung sebagai danau air tawar terendah di dunia, dan danau kedua terendah secaa umum setelah danau Laut Mati yang berasa asin. Danau Tiberias merupakan sumber pasokan utama kebutuhan air bersih Penduduk Palestina dan penjajah Israel. Selain itu Danau ini merupakan lokasi penting bagi pemeluk Semua agama samawi.
Orang-orang Yahudi mernbangun permukiman mereka di tepi Danau Tiberias, juga resort dan penginapan bagi petinggi militer Israel, mengingat posisinya yang berdekatan dengan perbatasan Palestina dan Suriah, sebagai antisipasi penyusupan pihak-pihak yang tidak mereka kehendaki, Wilayah ini pun menjadi kawasan wisata elit bagi militer dan pemerintah Israel. Mereka melengkapi kawasan ini dengan berbagai properti layaknya daerah tujuan wisata ala Eropa yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas maksiat dan bersenang-senang, sehingga terkenal sebagai tempat berselingkuh para prajurit dan pejabat militer Israel, demikian juga dengan sebagian politisi dan tokoh-tokoh mereka. Demikian sepintas tentang danau Tiberias saat ini.
Adapun keterkaitannya dengan kemunculan Dajjal, sebagaimana yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa turunnya permukaan air danau ini menjadi salah satu tanda-tanda kedatangan Dajjal. Saat ini permukaan air Danau Tiberias telah mengalami penyusutan. Ini tentu menjadi musibah bagi kita semua, karena masa kemunculan Dajjal semakin dekat, sedangkan kedatangannya itu akan membawa fitnah yang besar bagi umat Islam di mana saja mereka berada; sebagian besar manusia terkena fitnah tersebut. Sang Dajjal, saat kemunculannya, mengaku sebagai Tuhan, mengaku sebagai yang memiliki surga dan neraka. Dalam keterangan tentang Dajjal dinyatakan bahwa kaum wanita adalah yang terbanyak mendatanginya sehingga para laki-laki pulang menemui ibu, putri, saudari, dan bibi mereka, mengikat mereka dengan kuat, karena takut wanita-wanita itu keluar menemui Dajjal. Oleh karena itu Rasulullah shallallahun ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hal yang paling saya takutkan akan menimpa kalian adalah al-Masih ad-Dajjal.”
Agar lebih jelas apa dan mengapa dengan sosok Dajjal ini, berikut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari riwayat Fatimah bind Qais radhiyallahu ‘anha. Dalam riwayat tersebut dinyatakan bahwa dia berkata, “Saya mendengar juru panggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru: Shalat Jama’ah! Shalat jama’ah” (panggilan seperti ini biasanya hanya pada waktu shalat atau apabila ada sesuatu yang sangat penting). Fatimah binti Qais melanjutkan, “Maka saya pun pergi ke masjid dan shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan saya berada pada shaf pertama para wanita. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai beliau duduk di atas mimbar.
Beliau tertawa kemudian berkata,’Hendaklah masing-masing tetap di tempat! Tahukah Anda semua mengapa saya kumpulkan?’
Para Shahabat menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu:
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bukan karena suatu kabar gembira, bukan pula karena suatu ancaman, tetapi karena Tamim ad-Dari tadinya seorang pemeluk Nasrani lalu dia datang menyatakan keIslamannya dan menceritakan kepada saya kejadian yang sesuai dengan yang pernah saya sampaikan kepada kalian semua tentang al-Masih ad-Dajjal. Dia menceritakan kepada saya bahwa dia berlayar dengan tiga puluh orang dari Lakhm dan Juzam, lalu ombak besar membuat mereka terombang ambing di lautan sebulan lamanya hingga akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau di arah timur matahari. Mereka pun turun dan duduk beristirahat dekat kapal mereka lalu memasuki pulau tersebut. Mereka kemudian bertemu dengan makhluk melata yang dipenuhi bulu. Saking banyaknya bulunya mereka tidak tahu mana bagian depan dan bagian belakangnya. Mereka berkata, Makhluk apakah Engkau ini?’
Makhluk itu berkata, Aku adalah Jassasah (Pengintai).’
Mereka bertanya, Apa itu Jassasah?’
Makhluk tu menjawab, ‘Pergilah kalian menemui laki-laki yang ada digedung besar sana, dia sangat ingin mendengar berita dari kalian.’
Tamim berkata, ‘Ketika dia menyebut nama seorang laki-laki, kami takut bahwa makhluk itu adalah setan. Maka kami pun bergegas pergi sampai kami menemukan bangunan besar itu lalu masuk ke dalamnya. Disana ada seorang manusia yang paling besar dan paling kuat yang pernah kami lihat. Kedua tangannya terbelenggu ke lehernya diantara kedua lutut dan sikunya. Kami berkata, ‘Celakalah engkau, makhluk apakah engkau ini?’
Dia menjawab, kalian mampu menemukanku, beritahu saya siapa kalian ini!’
Mereka (Tamim dan rombongan) menjawab, ‘Kami adalah orang-orang Arab, kami naik kapal laut, tiba-tiba ombak pasang dan kami pun terombang-ambing selama satu bulan sampai akhirnya terdampar di pulau Anda ini. Kami pun merapat dan memasukinya. Tiba-tiba kami bertemu  dengan makhluk melata yang berbulu sangat lebat sehingga sulit mengetahui mana depan dan mana bagian belakangnya. Kami berkata kepadanya, ‘Celakalah engkau, makhluk apakah kau ini?’
Dia menjawab, Aku adalah jassasah (Pengintai).’
Kami pun berkata, Apakah jassasah itu?’
Dia berkata, ‘Pergilah temui laki-laki yang ada di bangunan besar itu karena dia sangat ingin mendengarkan berita dari kalian!’
Maka kami pun bergegas menemuimu, dan merasa takut dengan makhluk itu dan menyangka dia adalah setan.
Laki-laki besar itu berkata, ‘Beritahukan kepada saya tentang kebun kurma Baisan!’ Kami berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, ‘Tentang pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah?’ Kami berkata, ‘Ya.’ Dia berkata, ‘Ketahuilah karma-karma itu hampir tidak lagi berbuah.
Beritakan kepadaku tentang danau Tiberias!’ Kami pun berkata, ‘Tenting apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, Apakah di sana ada airnya?’ Kami menjawab, ‘Danau itu banyak airnya, ‘Dia berkata, ‘Ketahuilah airnya tak lama lagi akan habis.
Beritahu saga tentang sumber air Zagar!’ Kami berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, Apakah masih banyak airnya? Apakah penduduk sekitarnya memanfaatkan airnya untuk bercocok tanam?’ Kami menjawab, ‘Ya, airnya banyak, penduduk sekitar memanfaatkannya untuk bercocok tanam.’
Dia berkata, ‘Beritakan kepada saya tentang Nabi kaum yang ummi, apa yang telah dilakukannya?’ Mereka menjawab, ‘Dia telah muncul di Mekkah dan tinggal di Yasrib,’ Dia berkata, Apakah orang-orang Arab memerangi mereka?’ Kami menjawab, ‘Ya.’ Dia berkata, Apa yang dilakukannya kepada mereka?’ Maka kami pun memberitahurnya bahwa telah tampak para pengikutnya dari kalangan orang-orang Arab, mereka mematuhinya. Dia berkata, ‘Itu sudah terjadi?’ Kami menjawab, ‘Ya,’ Dia berkata, jika demikian maka yang terbaik bagi kalian ialah mematuhinya. Aku beritahukan kepada kalian siapa sesungguhnya aku ini. Aku adalah al-Masih, hampir datang waktunya aku diizinkan keluar, lalu akan berjalan mengelilingi bumi, tidak satu kampung pun yang tidak kusinggahi dalam waktu empat puluh malam kecuali Mekkah dan Taibah karena keduanya diharamkan atasku. Setiap kali aku berusaha untuk memasuki salah satu dari keduanya aku akan dihadang oleh Malaikat yang memegang pedang mengusir saya menjauhi kedua kota itu. Setiap celah kota itu dijaga oleh para malaikat.”‘
Fatimah binti Qais (perawi hadits) berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghentakkan tongkat beliau ke mimbar dan berkata, ‘Inilah Taibah, inilah Taibah (maksud beliau Madinah). Bukankah saya pernah menyampaikannya hal seperti ini kepada kalian?’ Para hadirin menjawab, ‘Benar,’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, ‘Sesungguhnya apa yang disampaikan oleh Tamim membuatku kagum karena sesuai dengan yang pernah saya sampaikan kepada kalian tentang Dajjal, Madinah dan Mekkah. Dia berada di laut Syam atau laut Yaman; bukan, tetapi dia ada di timur, dia ada di timur, dia ada di timur!’ Beliau pun memberi isyarat dengan tangannya ke arah timur. Fatimah melanjutkan, “Maka saya pun menghafalnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Dengan demikian tidak asing lagi bagi kita semua bahwa turunnya permukaan air Danau Tiberias merupakan salah satu pertanda semakin dekatnya kemunculan Dajjal. Zionis Israel saat ini dilanda kecemasan yang tinggi karena debit air Danau berkurang secara signifikan, karena hal ini berpengaruh besar terhadap sektor pertanian bahkan masa depan mereka di bumi penjajahan. Semenjak tahun 2004 pemerintahan zionis membuat garis merah dan garis hitam untuk mengontrol debit air Danau. Sungguh mengejutkan, semenjak tahun 2004 permukaan Danau mengalami penyusutan setinggi 16 M. Terakhir Menteri Pertanian Zionis menyatakan secara terbuka melalui kantor berita mereka bahwa debit air danau Tiberias mengalami penyusutan yang mengkhawatirkan. Berita ini tentunya tidak saja menjadi ancaman bagi rezim Zionis tetapi juga bagi kita umat Islam, karena penurunan permukaan air danau Tiberias adalah salah satu tanda dekatnya waktu kemunculan Dajjal.
Tiberias 04
Saya teringat bahwa Syekh Bin Baz rahimahullah sebelum beliau wafat, ketika mendengar berita turunnya permukaan air danau Tiberias, beliau menangis dan berkata, “Inilah zaman kemunculan Dajjal.”
Untuk melengkapi tulisan ini, bersama ini kami lampirkan foto-foto yang menguatkan informasi tentang sudah dekatnya masa kemunculan Dajjal. Kesimpulan ini berdasarkan hadirs yang memberitakan akan menyusutnya debit air danau Tiberias empat belas abad yang lalu dan sekaligus juga memberitakan perihal kemunculan al-Masih ad-Dajjal.
Silahkan bandingkan antara pasangan-pasangan gambar yang kami tampilkan, yang mana salah satunya menunjukkan kondisi Danau dengan debit air masih tinggi dan berikutnya kondisi air Danau saat ini.
Tiberias 02
Sumber: Dikutip dari Majalah Qiblati, Edisi 04 Tahun VIII)

Related Posts:

Beginilah Seharusnya Seorang Pemimpin


Suatu malam menjelang kedatangan pasukan Ahzab ke Madinah, demikian Sa'ad ibn Abi Waqqash berkisah, keadaan demikian mencekam. Sungguh tepat apa yang digambarkan Allah; tak tetap lagi penglihatan kami dan hati serasa naik menyesak ke kerongkongan (Surat Al Ahzab Ayat 10).
Malam itu aku terbangun dan ingat akan Rasulullah. Atas keinginan sendiri, aku beranjak, lalu berjaga di dekat kediaman beliau. Saat aku disana, Rasulullah bersabda dengan suara agak dikeraskan, "Adakah lelaki shalih yang malam ini sudi menjaga kami ?"
Maka aku segera menjawab, "Labbaika yaa Rasuulullah ! Di sini Sa'ad ibn Abi Waqqash berjaga untukmu !" Sesungguhnya yang paling kusukai dari sabda beliau adalah kata-kata 'lelaki shalih', semoga itu menjadi do'a bagi diriku .
Beliau keluar menemuiku dengan senyum tulusnya. Setelah memberikan arahan dan memesankan nasihat, beliau masuk kembali. Di larut itu, tiba-tiba kudengar bunyi keras menderu-deru dari ujung kota. Bergegas kunaiki kuda dan kutuju arah asal suara. Aku memacu kudaku. Sampai di satu tempat gelap, dari arah berlawanan muncul bayangan penunggang kuda. Kusiapkan busur dan panahku. Ketika mendekat, aku terkesiap. Ternyata dia Rasulullah ! Aku bertanya, "Dari mana engkau, ya Nabi ? Sungguh aku khawatir atas deru tadi ! Aku khawatir, pasukan musuh dalam jumlah besar datang untuk menyerang Madinah. Mohon pulanglah, dan izinkan aku memeriksanya "
Rasulullah tersenyum padaku dan bersabda, "Tenangkan dirimu, hai Sa'ad. Aku telah memeriksanya. Dan itu hanya suara angin gurun "
Aku terperangah, takjub dan malu. Aku, si peronda, telah didahului oleh sang Nabi yang kujaga dalam memeriksa kemungkinan bahaya .
Kisah Sa'ad ini menjadi pembelajaran indah. Bahwa sang Nabi meminta dijaga bukan karena manja atau suka dilayani pengikutnya. Kesiagaan dan kegesitan beliau bahkan lebih tinggi daripada Sa'ad yang meronda. Permintaan dijaga itu ternyata pendidikan maknanya. Sungguh menakjubkan; pemimpin ini adalah pembawa kedamaian, tak cuma dalam kata, tetapi dengan tindakan yang didasari ketulusan. Dan, kasih sayang agung yang membuat seluruh hidupnya terabdi tuk melayani, tak menghalangi beliau dalam mendidik sahabatnya .
Sumber: kisah inspiratif islami

Related Posts:

Presiden Jokowi Shalat Jum'at di Monas


Jakarta - Presiden Jokowi berjalan kaki didampingi Wapres JK keluar dari Istana Negara. Presiden dan Wapres berjalan menuju lokasi salat Jumat massa aksi damai 2 Desember di Monas.
Pantauan detikcom, Jumat (2/12/2016), Jokowi dan JK kompak memakai kemeja putih lengan panjang lengkap dengan pecinya. Jokowi dan JK membawa payung sendiri mengarah ke lokasi salat Jumat di Monas.
Hujan deras mengguyur Monas dan sekelilingnya. Jokowi dan JK berjalan cepat sembari berpayungan diiringi beberapa pengawal.
Selain Jokowi dan JK, ikut dalam rombongan Menko Polhukam Wiranto dan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan.
Sumber : detik.news

Related Posts:

Wartawan Metro di Usir Lagi Dalam Aksi Damai 212


Pemandangan berbeda terjadi di tengah-tengah aksi damai bela Islam III di depan patung kuda Jl. Merdeka Barat.
Diawali dengan salah seorang reporter Metro TV menyampaikan berita melalui stasiun TVnya dengan menyebutkan bahwa peserta aksi damai bela Islam III hanya dihadiri 50 ribu orang.
Pernyataan reporter tersebut menimbulkan kemarahan aksi massa.
“Pergi, pergi, metro tipu, penipuuu,” teriak salah seorang aksi massa disaksikan Islamic News Agency (INA).
Salah seorang, peserta aksi massa, Asep menyuarakan kemarahannya atas kebohongan yang dilakukan oleh salah seorang reporter Metro TV.
“Saya tidak terima mas, mereka banyak melakukan kebohongan. Ini bahaya, makanya kami usir,”terang Asep dengan nada tegas.
Asep juga mengingatkan kepada Metro TV untuk tidak main-main dalam pemberitaan mengenai aksi ini.
“Kami ingatkan kepada mereka agar tidak main-main dalam memberitakan aksi ini. Jangan kalian beritakan yang tidak baik. Kalian catat itu ya,” tegas Asep kepada jaringan berita yang diinisiasi Jurnalis Islam Bersatu (JITU) ini.
Pantauan JITU, salah seorang reporter dilarikan oleh pihak aparat kepolisian. Sempat diwawancarai namun tidak memberikan jawaban atas tindakan tersebut.
Sumber : kiblat.net

Related Posts:

Ini Agenda Jokowi Pada Aksi Damai 212




Jakarta- Jutaan Umat Islam pagi ini sudah memadati jalanan ibukota, mereka bergerak menuju Monas, tempat pusat Aksi Damai 212 di gelar.
Sedangkan presiden jokowi hari ini lebih memilih agenda untuk meninjau  proyek arena Asian Games di Kompleks Gelora Bung Karno. Seperti pada Aksi Damai 411, Jokowi juga tidak menemui umat islam yang berunjuk rasa, karena lebih memilih meninjau proyek rel kereta api di Bandara Soekarno Hatta.
Sementara itu umat islam sudah berkumpul di Monas, padahal lokasi Istana Negara, kantor Presiden Jokowi berseberangan dengan Monas tempat aksi damai 212 digelar.

Related Posts:

Keajaiban Yang Ada Di Sekitar Kita


Seorang Guru memberikan tugas kepada siswanya untuk menuliskan 7 Keajaiban Dunia.
Malamnya sang Guru memeriksa tugas itu,
Sebagian besar siswa menulis demikian:
Tujuh Keajaiban Dunia :
1. Piramida.
2. TajMahal.
3. Tembok Besar Cina.
4. Menara Pisa.
5. Kuil Angkor.
6. Menara Eiffel.
7. Candi Borobudur.
Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama.
Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut

Tapi Guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir..
Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang Guru terdiam.
Lembar terakhir itu milik si Gadis Kecil Pendiam..
Isinya seperti ini :
*Tujuh Keajaiban Dunia:*
1. Bisa Melihat,
2. Bisa Mendengar,
3. Bisa Menyentuh,
4. Bisa Disayangi,
5. Bisa Merasakan,
6. Bisa Tertawa, dan
7. Bisa Mencintai…
Setelah duduk diam beberapa saat, sang Guru menutup lembaran tugas siswanya.
*Kemudian menundukkan kepalanya berdo'a...*
_Mengucap syukur untuk Gadis Kecil Pendiam di kelasnya yang telah mengajarkannya sebuah Pelajaran Hebat, yaitu:_
*Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban...*
*Keajaiban itu, ada di sekeliling kita, untuk kita miliki dan tak lupa untuk kita " SYUKURI " !!!*
_*Apa yang kita cari dalam Hidup ini...?*_
◆ *Kita hidup di kebun, kita Merindukan kota ...*
◆ *Kita hidup di kota, merindukan kebun...*
◆ *Kalau kemarau, kita tanya kapan hujan?*
◆ *Di musim hujan, kita tanya kapan kemarau ?*
◆ *Diam di rumah, inginnya pergi...*
◆ *Setelah pergi, inginnya pulang ke rumah...*
◆ *Waktu tenang, cari keramaian...*
◆ *Waktu ramai, cari ketenangan...*
◆ *Ketika masih bujang mengeluh ingin nikah, Sudah berkeluarga mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh betapa beratnya  biaya Hidup dan Pendidikan...*
_*Ternyata SESUATU itu tampak indah, karena belum kita miliki...*_
◆ *Kapankah kebahagiaan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki...*
*Jadilah Pribadi yang SELALU BERSYUKUR*
*dengan rahmat yang sudah kita miliki...*
*Mungkinkah selembar daun yang kecil  dapat menutupi bumi yang luas ini..??*
*Menutupi telapak tangan saja sulit...*
*Tapi kalau daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutuplah “BUMI" dengan Daun,*
*Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apa pun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana*
*Bumi ini pun akan tampak buruk...*
*Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil...*
*Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku...*
*SYUKURILAH  apa yang sudah kita miliki sebagai modal untuk meMULIAkanNYA...*
_*Karena Hidup adalah WAKTU yang dipinjamkan,*_
_*dan Harta adalah BERKAH yang dipercayakan...*_
_*Dan semua itu, kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.*_
*Jadi... Bersyukurlah atas Nafas yang masih kita miliki...*
*Bersyukurlah atas Keluarga yang kita miliki...*
*Bersyukurlah atas Pekerjaan yang kita miliki...*
*Bersyukur & selalu bersyukur di dalam segala hal.*
*Segeralah berlomba dalam kebaikan...*

Related Posts:

Kisah seorang Pemuda Dengan Buah Arbei


Seorang pemuda yang dikenal memiliki pemikiran cerdas dan hampir bisa dipastikan dirinya memiliki solusi atas sebuah masalah yang tengah dihadapi. Selain itu, Pemuda itu juga dikenal sebagai saudagar buah-buahan yang dipanen dari kebun miliknya sendiri yang lumayan luas.
Bahkan saking luasnya kebun yang dimilikinya, sejauh mata memandang yang terlihat adalah bak permadani hijau yang tumbuh subur.
Pada suatu hari, Pemuda itu melakukan pengawasan, melihat-lihat kebunnya tersebut. Dirinya berjalan kaki menyisiri kebunnya melewati tiap petak kebun yang ditanami berbagai macam sayur mayur dan buah-buahan segar. Dia sangat bangga dan bahagia melihat tanamannya yang tumbuh subur dan menghasilkan banyak buah yang berkualitas. Ucapan puja dan puji syukur terus menerus terucap dari bibir pemuda itu kepada Tuhan.
Inspeksi Kebun Buah.
Pada siang hari yang cukup terik itu, perjalanan pemuda itu yang sedang mengawasi lahan kebun miliknya mendadak berhenti pada sebuah petak dimana tumbuh subur pepohonan arbei.
Dia memandangi dengan detail tiap bagian pohon arbei miliknya tersebut. Dirinya memperhatikan rantingnya, daunnya hingga buahnya yang nampak segar bergelantungan.
Karena terik matahari begitu panas tepat di atas kepala dan dirinya merasa lelah, dia kemudian berhenti dan beristirahat di bawah pohon arbei yang lebat. Bekal makanan yang sudah disiapkan oleh istrinya segera dibuka dan disantapnya. Kali ini makanan yang dia bawa tidak pedas-pedas amat, sangat enak gumannya dalam hati. Dengan ditemani semilir angin yang sepoi-sepoi, dia puas menikmati makanan dari istrinya tersebut.
Setelah kenyang, dirinya menyandarkan diri pada batang pohon arbei sambil melihat ke atas, dilihatnya buah arbei yang ranum. Sesaat itu pula dirinya memandangi buah labu yang ada di petak seberang, betapa besar buahnya serta ranum.
Pemuda yang cerdas itu tidak hanya memandang saja. Ya..seperti biasa, dia mulai merenungi buah-buahan yang tumbuh segar dari kebun miliknya.
TIba-tiba saja terlintas sebuah pemikiran di benaknya.
"Aku itu heran, apa sebabnya ya pohon arbei yang sebesar ini namun buahnya hanya kecil saja. Padahal, pohon labu yang merambat dan mudah patah saja bisa menghasilkan buah yang besar-besar," ujarnya dalam hati.
Kejatuhan Buah Arbei.
Tak lama berselang, angin kecil pun bertiup menghampiri pemuda yang sedang beristirahat seolah-olah langsung menjawab pertanyaan yang ada dalam benaknya. Ranting arbei pun bergerak-gerak dan saling bergesekan dan sesaat kemudian ada sebiji buah arbei jatuh tepat di kepalanya  yang sedang tidak bersorban itu.
"Ahaa...aku tahu sebabnya," ujarnya.
Beruntung bagi dia di siang itu hanya kejatuhan buah arbei saat sedang beristirahat. Bagaimana jadinya jika saat itu dirinya kejatuhan buah labu?
Allah SWT menciptakan semua makhluknya yang ada di muka bumi ini dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing, dimana semua itu berjalan sesuai dengan fungsinya.
Saling keterikatan dan saling membutuhkan.

Sumber : kisah Teladan Islami

Related Posts:

Kisah Taubatnya Ulama Tasauf Yang Zuhud


Imam Hasan Al Bashri adalah seorang ulama tasauf yang sangat zuhud dari kalangan tabi’in, yang lahir pada tahun 21 Hijriah, dua hari sebelum terbunuhnya khalifah Umar bin Khaththab dan meninggal tahun 110 Hijriah. Ia lahir, tumbuh dan tinggal di Kota Bashrah, sehingga dinisbahkan menjadi namanya al Bashri. Tidak kurang dari 370 orang sahabat, tujuhpuluh orang di antaranya adalah ahlul Badar, yang menjadi guru dan rujukan Hasan al Bashri dalam menuntut ilmu. Termasuk di antaranya adalah Ali bin Abi Thalib, yang digelari Nabi SAW sebagai pintunya ilmu. Namun kisah taubatnya Hasan al Bashri termasuk unik dan memilukan.
Sebelumnya, Hasan adalah seorang pemuda tampan yang hidup berkelimpahan harta. Ia selalu memakai pakaian yang indah-indah dan suka berkeliling kota untuk bersenang-senang. Suatu ketika ia melihat seorang wanita yang sangat cantik dan tubuh sangat memikat, Hasan berjalan di belakangnya dan mengikuti langkahnya kemanapun ia pergi. Tiba-tiba wanita itu berpaling kepada Hasan dan berkata, “Tidakkah engkau malu??”
Hasan berkata, “Malu kepada siapa??”
Wanita itu menjawab, “Malu kepada Zat yang Maha Mengetahui apa yang ada di balik pandangan matamu, dan apa yang tersimpan di dalam dadamu!!”
Hasan sempat tertegun dengan perkataan wanita itu, yang rasanya menghunjam jauh ke dalam hatinya. Sempat terjadi pergolakan, tetapi kecantikan dan pesona wanita itu seolah membetot sukmanya, terutama dua matanya yang jeli memikat. Ia benar-benar jatuh hati dan tidak mampu rasanya untuk berpaling, karena itu ia terus mengikutinya. Ketika tiba di depan rumahnya, lagi-lagi wanita itu berpaling dan berkata, “Mengapa engkau mengikuti hingga ke sini??”
Hasan berkata, “Aku terfitnah (tergoda) dengan keindahan dua matamu!!”
Sesaat terdiam, kemudian wanita itu berkata, “Baiklah kalau begitu, duduklah sebentar, aku akan memenuhi apa yang engkau inginkan!!”
Hati Hasan sangat gembira, dikiranya wanita itu juga jatuh hati kepadanya dan akan bersedia menjadi istrinya. Bagaimanapun juga ia seorang pemuda yang tampan dan kaya, sangat mungkin kalau wanita itu akan menerima cintanya. Tidak lama berselang, muncul pelayan wanita dengan membawa baki tertutup sebuah sapu tangan, yang langsung menyerahkannya kepada Hasan. Ia membuka sapu tangan itu, dan seketika wajahnya menjadi pucat pasi. Dua bola mata, dengan sedikit percikan darah tergeletak di atas baki itu. Pelayan wanita itu berkata, “Tuan puteri saya berpesan kepada tuan : Aku tidak menginginkan mata, yang menyebabkan fitnah bagi orang lain!!”
Tubuh Hasan bergetar hebat penuh ketakutan, dan ia segera berlari pulang. Tubuhnya lunglai seolah tidak memiliki tulang belulang. Sambil memegang jenggotnya, ia berkata kepada dirinya sendiri, “Oh, alangkah hinanya engkau, percuma saja engkau berjenggot, tetapi engkau jauh lebih hina daripada wanita itu!!”
Semalaman itu Hasan hanya menangis penuh penyesalan dan bertaubat kepada Allah. Pagi harinya ia mendatangi rumah wanita itu untuk meminta maaf dan kehalalan dari dirinya. Tetapi rumah wanita itu dalam keadaan tertutup, dan terdengar tangisan dari dalamnya. Salah seorang tetangganya memberitahukan kalau wanita pemilik rumah itu telah meninggal. Hasan makin tenggelam dalam kesedihan dan penyesalan. Tiga hari lamanya ia tidak keluar rumah, waktunya hanya berisi tangis penyesalan atas apa yang telah dilakukannya, dan bertaubat kepada Allah. 
Pada hari ketiga, ia bermimpi melihat wanita itu sedang duduk di surga. Hasan menghampirinya dan berkata, “Berilah aku maaf dan kehalalan atas apa yang aku lakukan!!”
Wanita itu berkata, “Aku telah memaafkan dan menghalalkanmu, karena aku telah memperoleh kebaikan yang banyak dari Allah, dengan sebab dirimu!!”
Hasan berkata lagi, “Berilah aku nasehat!!”
Wanita itu berkata, “Ketika engkau dalam kesendirian (kesunyian), berdzikirlah kepada Allah Ta’ala. Ketika engkau berada di pagi dan sore hari, beristighfarlah dan bertaubatlah kepada Allah!!”
Setelah terbangun dari mimpinya itu, hati Hasan menjadi lebih lega. Ia merubah total pola hidupnya selama ini. Semua harta yang dimilikinya disedekahkan di jalan Allah, ia hidup dalam keadaan zuhud dan selalu dalam ketaatan, memperdalam ilmu dari para sahabat Nabi SAW yang memang banyak yang tinggal di kota Bashrah.

Sumber : Cerita Islami

Related Posts:

Membeli Maaf Allah Swt


Seorang  ulama dan guru yang saleh, mengisi sebagian waktunya dengan bekerja sebagai pedagang. Suatu ketika ia membeli madu seharga 30.000 dirham untuk mengisi persediaan barang dagangannya yang telah menipis.
Keesokan harinya ternyata harga madu meningkat drastis hingga dua kali lipatnya. Sang penjual jadi menyesal telah melepaskan (menjual) pada hari sebelumnya itu. Tetapi penyesalan selalu datang terlambat, mana mungkin untuk membatalkan sedangkan uangnya telah ia terima, dan barang-barangnya telah dibawa oleh sang pembeli, guru yang saleh itu. Sedih dan penyesalan itu begitu menggelayuti pikirannya, sehingga mengundang perhatian teman-temannya. 
Setelah mengetahui permasalahannya, salah seorang temannya yang sangat mengenal akhlak guru yang saleh, sang pembeli madu itu, berkata, “Besok pagi, datanglah shalat subuh bersama guru yang saleh, pembeli madumu itu, dengan membawa uang 30.000 dirham. Setelah beliau selesai shalat dan berdoa, mendekatlah dan berkata : Saya menyesal telah menjual maduku itu pada tuan!! Itu saja, jangan ditambah dan dikurangi, insyallah engkau tidak akan mengalami kerugian sedikitpun!!”
Ia menuruti saran temannya. Usai shalat dan berdoa, ia segera menghadap pada sang guru dan berkata, “Wahai Tuan Guru, saya menyesal telah menjual maduku itu pada tuan!!”
Guru yang saleh itu memandangnya sesaat dan berkata kepada pembantu/pegawainya, “Bangunlah, dan kembalikan madu yang kita beli itu kepada orang ini!!”
Sang Penjual sangat gembira dan mengembalikan uang 30.000 dirham yang telah diterimanya itu. Salah seorang jamaah yang hadir ada yang berkata, “Wahai Tuan Guru, sejak kemarin harga madu telah meningkat dua kali lipatnya, mengapa hanya dikembalikan begitu saja??”
Sang Guru berkata, “Mengapa tidak?? Sungguh aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa mau membatalkan pembeliannya kepada orang yang menyesal dalam penjualannya, maka Allah akan memaafkan dosa-dosanya pada hari kiamat kelak. Tidakkah sepantasnya aku membeli maafnya Allah atas dosa-dosaku dengan (calon keuntunganku) 30.000 dirham, sedang sedikitpun aku tidak dirugikan??”
Sumber : cerita islami

Related Posts: