Seorang Arkeologi bernama Ron Wyatt pada akhir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dia telah menemukan beberapa roda kereta tempur kuno di dasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Fir'aun yang tenggelam di lautan tersebut ketika di gunakan untuk mengejar Nabi Musa bersama para pengikutnya.
Fir'aun sendiri bukanlah nama, melainkan
gelar bagi raja-raja Mesir pada masa itu. Ada beberapa pendapat mengenai
Fir'aun yang mengaku tuhan. Sebagian menyebut Firaun yang jasadnya
diselamatkan adalah Ramses II. Namun sebagian lain menyebut Firaun di
masa Nabi Musa adalah Merneptah (1232-1224 SM), putra dari Ramses II.
Telepas dari semua itu, kisah tentang
Firaun yang jasadnya masih utuh ini ternyata menarik perhatian banyak
pihak, terutama dari kalangan ilmuwan. Salah satunya Profesor Michel
Durigon yang mengambil sampel organ Firaun pada 1975 di Kairo.
Menurut pengakuannya, selain menemui beberapa bangkai roda kereta
tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang
manusia dan tulang kuda di tempat yang sama. Penemuan ini tentunya
semakin memperkuatkan tekaan bahawa sisa-sisa tulang belulang itu
merupakan bahagian dari kerangka para bala tentara Firaun yang tenggelam
di laut Merah.
Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University
terhadap beberapa sisa tulang belulang yang ditemui,memang benar adanya
bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500
tahun silam, dimana menurut sejarah,kejadian pengejaran itu juga terjadi
dalam kurun waktu yang sama.
Selain itu, keadaan bentuk roda juga dapat di lihat secara jelas.
Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita
semua bahwa mukjizat yang di turunkan kepada Nabi-Nabi Nya merupakan
suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita dongeng belaka.
Di antara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda
dengan empat buah jeriji yang terbuat dari emas. Di andaikan itulah sisa
dari roda kereta kuda yang di tunggangi oleh raja mereka, Firaun.
Menurut para ahli kaji sejarah lokasi penyeberangan mereka dikatakan
berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum perairan di sekitar
lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900
meter di sisi ke arah Arab.
Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis
merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Anggaran jarak antara Nuweiba
ke Arab Saudi sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah
dianggarkan 900 meter.
Dapatkah kita bayangkan berapa kuatnya daya yang diperlukan untuk
membelah air laut sehingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan
jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata-rata mencapai ratusan
meter untuk waktu yang cukup lama?
Dan menurut sejarah, pengikut Nabi Musa pada ketika itu adalah
berjumlah ribuan orang? (menurut tulisan lain anggaran jaraknya mencapai
7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu
yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).
Mengikut pengiraan, anggaran keperluan tekanan (daya per meter luas)
sebesar 2,000,000 (juta) Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita
alami jika menyelam di lautan dengan kedalaman 280 meter.
Jika kita kaitkan dengan kelajuan angin, menurut beberapa pengiraan
matematik kelajuan angin yang di perlukan adalah lebih kurang 30
meter/saat (108 km/jam) sepanjang malam untuk membelah dan
mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!!
Sungguh luar biasa dan mengagumkan, Allah Maha Besar.
Secara ilmiah seharusnya roda tersebut telahpun hancur karena usianya
yang telah terlalu tua. Namun jika Allah menghendaki, tiada perkara
yang mustahil untuk berlaku dan ianya akan di lindungi sebagaimana mayat
firaun yang terawet dan masih elok ketika ditemukan untuk menjadi
pengajaran bagi manusia tentang kewujudan dan kebesaran Allah SWT.